visi

Membentuk tamatan yang bertaqwa, berisiplin, berteknologi, dan berprestasi.

misi

  1. Menciptakan lulusan yang bertaqwa
  2. Mengembangkan disiplin diri, etos kerja yang tinggi, kreatif dan inovatip
  3. Mengembangkan sistem nilai sekolah yang berorientasi pada nilai industri
  4. Menyelenggarakan program pendidikan yang berakar pada budaya masyarakat
  5. Menciptakan suasana kerja yang kundusif dan profesional.

Selasa, 01 Desember 2009

setting kaburator setelah ganti knalpot







Caranya gampang kok. Yaitu setelah mesin dipanaskan kurang lebih 5 menit, lalu coba pelintir gas sedikit sampai putaran mesin mencapai 4.000–5.000 rpm dan tahan sembari sekrup udara atau pilot air screw diputar mentok ke kanan (searah jarum jam). Bila sudah mentok, langsung putar kembali sekrup udara tadi berlawanan arah jarum jam (ke kiri) sambil mendengarkan perubahan putaran mesin.“Sampai pada titik putaran tertinggi, tandanya setelan udara sudah pas,” ujar Rere, mekanik Ahau Motor di kawasan Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Depok. Untuk memastikannya, coba blayer gas dengan cara diurut sampai putaran tinggi sekitar 2-3 kali. Lalu lepas grip gas tiba-tiba. Sembari mendengarkan apakah ada gejala mbrebet, knalpot nembak atau putaran mesin seperti tersendat.

“Kalau mbrebet, artinya setelan udara masih terlalu menutup. Sedang kalau knalpot nembak, suplai udara kebanyakan alias setelan udara terlampau membuka. Sebaliknya kalau tersendat, ada beberapa kemungkinan. Setelan udara belum tepat atau posisi jarum skep terlampau turun,” tukas Nuri. Bila kejadiannya begitu, coba turunkan 1 ulir posisi klip jarum skepnya (gbr.2), lalu coba jajal putaran mesinnya lagi.

Oh iya, pada motor yang karburatornya mengusung jarum skep tanpa ulir kayak di Honda Tiger Revo, Kawasaki ZX130 atau motor berkarburator model vakum pada umumnya, untuk menaikkan posisi jarum skepnya bisa diakali dengan menambah ring kecil setebal 1–1,5 mm ke dalam batang jarum (gbr.3).

“Trik ini cukup ampuh mengatasi problem Tiger Revo yang mesinnya suka terserang overheat atau susah hidup kala dingin,” beber M. Irwan, juragan bengkel modifikasi SMS di Bekasi yang juga mantan mekanik Honda beberapa waktu lalu pada OTOMOTIF.

Selain itu, setelan ketinggian pelampung (gbr,4) yang tidak tepat juga dapat menimbulkan hal yang sama. “Di samping bisa bikin tarikan di putaran menengah tersendat (kalau terlalu tinggi), juga bisa mengakibatkan knalpot nembak,” timpal Puguh Nuryanto, tunner bengkel racing Overtune di Cimanggis, Depok. Kejadian ini pernah ditemuinya pada Yamaha Scorpio Z.

Menurut Puguh, hal tersebut lantaran volume bensin dalam mangkuk kurang bisa memenuhi kebutuhan saat terisap. Nah, dengan menurunkan ketinggian pelampung pada karbu Scorpio sekitar 1-2 mm, kendala nembak bisa teratasi lantaran suplai bensin tercukupi. Namun bila semua langkah itu tidak membuahkan hasil, baru deh lakukan penggantian pilot jet (gbr.5).

Umumnya, ukuran pilot jet (pj) dinaikkan 1 step. Langkah ini juga biasa diterapkan mekanik saat knalpot diganti pakai jenis free flow. “Sedang main jet tak perlu bila mesin masih standar. Kecuali bila hasil pembakaran di busi menunjukkan pasokan gas terlalu kering di atas (busi berwarna putih). Tandanya main jet minta dinaikkan,” terang Rere.

Tapi pada beberapa kasus, terutama di motor berkarburator vakum yang knalpotnya masih standar, “Bila knalpotnya nembak, pilot jet malah minta dikecilin 1 step. Itu gue temui di beberapa Suzuki Satria FU150,” aku Puguh. Sebab dari beberapa kali uji coba, kendala nembak pada ayam jago berlambang S tersebut langsung hilang kala ukuran pilot jet diturunkan 1 step.
Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net